UIN Ar-Raniry Akan Gelar Kuliah Tatap Muka, Begini Tanggapan Mahasiswa

Sumberpost.com | Banda Aceh – Pandemi Covid-19 masih belum berakhir, namun beberapa kegiatan sudah mulai bisa dilaksanakan kembali, salah satunya pelaksanaan kuliah offline atau tatap muka. Tentunya hal ini sesuai dengan kebijakan dari Pemerintah, yaitu pembelajaran tatap muka boleh berlangsung, jika para dosen maupun mahasiswa sudah melakukan vaksinasi Covid -19 dan tentunya tetap menerapkan protokol kesehatan.

Dengan turunnya kebijakan tersebut, tentu UIN Ar-Raniry siap melaksanakan proses pembelajaran secara tatap muka dengan persyaratan yang telah ditetapkan pada semester genap tahun ajaran 2021-2022 sesuai dengan Surat Edaran (SE) Nomor : 309/Un.08/R/PP.00.9/01/2022.

Presiden Mahasiswa UIN Ar-Raniry, Ahmad Jaden mengaku, pelaksanaan kuliah offline ini sangat perlu dilaksanakan, mengingat banyak dari mahasiswa yang merasa kebingungan ketika mengikuti pembelajaran secara online.

“Karena melihat berbagai keresahan dan banyaknya kebingungan saat melaksanakan pelaksanaan kuliah online. Pelaksanaan kuliah offline ini tentu sangat diperlukan,” ujarnya, Rabu (26/1/2022).

Jaden juga menambahkan pelaksanaan kuliah secara tatap muka ini harus tetap menerapkan protokol kesehatan dengan tetap memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan meskipun seluruh mahasiswa sudah divaksin.

“Pelaksanaan protokol kesehatan juga merupakan prioritas utama kita dalam menghadapi bencana yang melanda seluruh dunia ini. Kita berharap teman-teman mahasiswa yang melaksanakan kuliah tatap muka nantinya menerapkan jaga jarak sesuai dengan peraturan protokol kesehatan yang sudah tersedia,” tambahnya.

Dari segi fasilitas, kampus juga sudah menyiapkan berbagai fasilitas pendukung protokol kesehatan untuk pelaksanaan kuliah tatap muka, seperti penyediaan hand sanitizer dibeberapa tempat pada lingkungan UIN Ar-Raniry.

Sesuai surat edaran, nantinya sistem perkuliahan yang diterapkan di UIN Ar-Raniry akan berlangsung secara tatap muka bagi mahasiswa yang memiliki sertifikat vaksin Covid-19 minimal dosis pertama. Bagi mahasiswa yang tidak mempunyai sertifikat vaksin bisa mengikuti kelas online.

“Bagi teman-teman yang tidak memiliki sertifikat vaksin dan mahasiswa luar negeri, pimpinan UIN Ar-Raniry menyediakan kelas online,” tambah Jaden.

Ia juga berharap nantinya mahasiswa bisa lebih aktif di segala aspek pendidikan dan benar-benar mengenyam pendidikan serta membanggakan kedua orang tua. Di aspek non-akademik mahasiswa tidak menutup mata akan keadaan Aceh khususnya dan Indonesia pada umumnya. Dengan adanya mahasiswa yang merupakan agent of change dan juga control sosial bagi para pemerintah yang tidak pro kepada rakyat.

Salah satu mahasiswi prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Nurul Aini juga ikut menyatakan tanggapannya terkait pelaksanaan kuliah offline ini. Menurutnya keputusan untuk melaksanakan dan mengikuti perkuliahan secara tatap muka ini adalah salah satu hal yang sangat diinginkannya.

“Saya sendiri setuju dengan pelaksanaan kuliah offline ini dengan syarat vaksin, karena udah bosan juga dengan kuliah online yang banyak menghabiskan kuota internet,” katanya.

Nurul juga mengatakan, selama menjalani perkuliahan secara online banyak kendala yang didapatkannya.

“Banyak juga kendala yang dirasain selama kuliah online, kayak kurang paham materi, banyak godaan untuk tidak mengikuti kelas alhasil nilainya menurun,” tambahnya.Nurul berharap dengan dilaksanakan kuliah tatap muka ini bisa memaksimalkan mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan.

“Semoga kuliah tatap muka ini bisa memaksimalkan kami mahasiswa dalam mendapatkan ilmu. Semoga kasus Covid di Aceh juga tidak bertambah agar kuliah tatap muka bisa seterusnya dilaksanakan,” tutupnya.

Di sisi lain, Qathrunnada yang merupakan salah satu mahasiswi Pendidikan Matematika menyatakan kurang setuju dengan pelaksanaan kuliah offline dengan syarat vaksin. Menurutnya ada beberapa yang terpaksa melakukan vaksinasi Covid-19 demi mengikuti perkuliahan offline.

“Jadi bagusnya vaksin itu bukan merupakan persyaratan utama untuk kuliah offline,” ujarnya.

Ia juga mengaku jika dirinya lebih memilih kelas online untuk situasi sekarang. Apalagi UIN juga ada memberikan bantuan kuota internet untuk menunjang perkuliahan online.

“Untuk sekarang lebih memilih kelas online daripada kelas offline yang mengharuskan vaksin. Kasian sama yang tubuhnya lemah,” jelas Nada.

Nada pun berharap walaupun perkuliahan tatap muka, berada di kerumunan, mahasiswa dan dosen tetap bisa menjaga diri dengan baik, memakai masker, mematuhi protokol kesehatan, supaya tidak menimbulkan kasus Covid-19 yang baru.

“Semoga keputusan yang sudah dikeluarkan adalah keputusan yang tepat. Tidak mau berharap tinggi juga, tapi ya semoga semuanya berjalan dengan baik, mau kelas online ataupun offline,” tutupnya. []

Reporter : Raudhatul Jannah

Editor : Uswatul Farida