COVID-19, Kampus Tutup, Warung Kopi Tak Kunjung Sepi

Sumberpost.com | Banda Aceh – “Kalau takut kena, ya mending di rumah aja, kita menerapkan sosial distancing. Tetapi kalau dari segi Islamnya kita ya ikhtiar, yang penting tetap jaga kebersihan,” kata seorang mahasiswa menanggapi kasus wabah Corona yang sedang heboh.

Virus corona sudah menjadi hal yang selalu diperbincangkan. Penyakit yang pertama kali dikenal dari Wuhan,  Cina ini sudah menyebar hampir ke seluruh dunia. Pemerintah Indonesia bahkan Provinsi Aceh sendiri sudah mengimbau masyarakat untuk berdiam diri di rumah. Kegiatan tatap muka para pelajar dan mahasiswa diubah menjadi sistem dalam jaringan (daring).

Saat ini, sejumlah lokasi wisata ditutup, seperti Museum Tsunami, Komplek Situs Tsunami PLTD  Apung, dan Komplek Gunongan. Jalanan tampak lebih sepi dari biasanya. Warga Kota Banda Aceh rata-rata mengunakan masker, karena waspada akan COVID-19.

Berbeda halnya dengan warung kopi, tempat yang biasa digunakan untuk melepas dahaga sambil bercengkerama ini tak pernah sepi dari pengunjung. Walaupun sudah dilarang untuk datang ke titik keramaian, tempat ini masih menjadi lokasi primadona bagi kalangan mahasiswa. Maraknya kasus Virus Corona tidak membuat mahasiswa berdiam diri di rumah.

Padahal, kampus telah mengeluarkan surat imbauan agar mahasiswa mengurangi aktivitas di luar rumah dan mengganti sistem kuliah menjadi daring.

Salah seorang mahasiswa UIN Ar-Raniry, Maulana mengatakan, virus Corona memang meresahkan masyarakat, termasuk dirinya. Namun, nongkrong di warung kopi sudah menjadi kebiasaannya yang sulit untuk ditinggalkan.

Ia juga mengaku telah tahu, sejauh ini pemerintah mengingatkan masyarakat agar menjalankan social distancing. Ia pun berusaha tetap menerapkan itu meski sering ke luar rumah.

“Iya saya sering ke warkop (warung kopi), namun tetap menerapkan social distancing, daripada di rumah mending saya ke warkop buat tugas,” katanya, Kamis (19/3/2020).

Mahasiswa lainnya, Rahmad mengaku jarang ke warung kopi semenjak isu Corona.  Menurutnya, ini merupakan titik keramaian dan sangat berpeluang untuk penyebaran virus.

“Karena warkop merupakan titik keramaian dan orang yang pergi kesana silih berganti. Bahkan ada yang tidak kita kenal. Ini sangat berbahaya mengingat COVID-19 begitu cepat menyebar,” katanya.

Pelayan warung kopi, Zulhaq mengatakan, tidak ada pengaruhnya antara pemasukan warung dengan Virus Corona karena pengunjung tetap ada.

“Enggak ngaruh, tergantung rezeki kitanya.  Pengunjung tetap ada,” katanya.

Ia juga menambahkan, jika suatu saat ada perintah untuk lockdown total, maka tetap ikuti arahan, untuk kebaikan bersama.

“Kita tetap ikuti arahan,  kalau nanti disuruh tutup maka kami tutup,” pungkasnya. [ ]

Reporter: Riska Zulfira

Editor: Cut Della Razaqna