Aceh Terus Berkembang, Tapi Bioskop Masih Jadi Mimpi

Sumberpost.com | Banda Aceh – Perkembangan bioskop di kota Banda Aceh pernah mengalami kemajuan pada tahun 1930 hingga tahun 2004. Faktor pendukung perkembangan bioskop di Aceh yaitu adanya. antusiasme masyarakat dan dukungan dari pengusaha-pengusaha bioskop. Dibalik kemajuan bioskop di Banda Aceh kala itu, juga terdapat hambatan berupa desakan dari masyarakat yang masih kontra terhadap kehadiran bioskop di kota Serambi Mekah tersebut. Hal ini terjadi karena stigma atau cara berpikir masyarakat yang masih meragukan sistematis bioskop dengan syariat islam.

Ahmad Fauzan, Seorang penggiat film sekaligus budayawan Aceh sangat menyayangkan adanya sistem syariat Islam dan juga stigma masyarakat yang masih memandang bioskop dari sisi negatif. Sistem perizinan yang condong terlalu lempar melempar sehingga pada akhirnya terlalu bertele-tele dan tidak ada perubahan untuk perkembangan bioskop di Aceh. Dari hal tersebut membuat  masyarakat pecinta film bernasib malang, karena mereka harus merogoh kocek hingga ratusan ribu bahkan jutaan hanya untuk bisa menikmati film favorit mereka di wilayah luar Provinsi.

“Negara syiah seperti Iran saja dunia perbioskopannya sangat maju, bahkan film terkenal Iran masuk nominasi film berbahasa asing terbaik pada ajang bergengsi Oscar. Ketika Aceh bisa menciptakan bank syariah, wisata syariah, sampai kepada kegiatan yang berlandaskan syariah. lalu mengapa Aceh tidak bisa menciptakan bioskop berlandaskan syariah juga?,“ tegas Ahmad Fauzan.

Ia menjelaskan masyarakat bisa bertambah pemahamannya tentang agama juga karena adanya seni visual seperti film-film yang di sajikan di bioskop. Cenderung masyarakat terlalu melihat pada sisi negatif tanpa melihat film apa yang diputar dan edukasi apa yang bisa didapat. Jikalau memang masyarakat meresahkan tentang adanya perbuatan negatif yang dilakukan oleh penonton, pemerintah tinggal ubah saja peraturan bioskop sesuai dengan syariat islam, seperti memisahkan laki-laki dan perempuan, kemudian untuk penjagaan kita percayakan kepada petugas Wilayatul Hisba (WH).

Penulis berpendapat, dengan adanya bioskop juga bisa meningkatkan ekonomi serta memberi lapangan pekerjaan untuk masyarakat Aceh. Ahmad Fauzan menyarankan agar pemerintah bisa memberikan sarana hiburan untuk masyarakat Aceh dengan tetap pada pengawasan syariat Islam. []

Penulis : M. Rio Altriara Pamungkas

Editor : Anzelia Anggrahini