Mengkritik Tanpa Solusi, Hanya Retorika Kosong

Sumberpost.com | Banda Aceh – Baru-baru ini, mahasiswa UIN sempat dibuat gaduh yang disebabkan oleh penggiringan opini akun instagram @kampus_aceh secara provokatif. Hal ini tentu mendapat respon dari sebagian mahasiswa.

Salah satunya Muhammad Zaldi. Mahasiswa Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan UIN Ar-Raniry ini menilai admin instagram tersebut hanya beretorika kosong. Zaldi merespon postingan tendesius tersebut dengan ajakan debat terbuka secara langsung yang kemudian bisa disaksikan via instagram.

Menurut Zaldi esensi kritik memang seyogyanya untuk menunjukan kesalahan, tetapi tetap dalam konteks dan etika yang baik.

“Kita harus sepakati dulu esensi dari kritik adalah untuk menunjukan kesalahan, tugas yang dikritik untuk mencari solusi. Namun dalam hal ini, yang kita kritik adalah rumah kita sendiri, artinya kita juga harus hadirkan solusi,” ujarnya.

Melalui surat undangan terbuka dari yang pertama hingga yang ketiga, ia mengatakan bahwa admin tersebut sama sekali tidak menghubunginya secara pribadi, bahkan saat ini kolom komentar di akun @kampus_aceh sudah ditutup.

“Admin yang bersangkutan sama sekali tidak pernah menghubungi saya secara pribadi, padahal sudah tiga kali diundang debat terbuka. Baru-baru ini juga akun instagramnya diprivate serta kolom komentarnya ditutup. Itu artinya dia juga menolak dikritik, jadi kenapa malah suka mengkritik?” tanya Zaldi.

Zaldi juga mengakatakan, dalam proses pengambilan kebijakan kampus tidak serta merta seperti membalikan telapak tangan. Kemudian, ada aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dan lain hal.

“Setiap kebijakan selalu melalui proses dialektika terlebih dahulu oleh para pemangku kebijakan, kemudian mempertimbangkan aspek-aspek yang akan diakibatkan oleh kebijakan tersebut. Silahkan kritik selama kritikan itu mampu menambah pikiran, bukan cengengesan begitu,” jelas mahasiswa Ilmu Politik ini.

Di akhir tanggapannya, Muhammad Zaldi meminta agar admin @Kampus_Aceh memberikan klarifikasi atas postingan video yang menyematkan logo kampus tersebut yang diedit sedimikian rupa.

“Saya ingin melihat dia tampil ke publik sekarang, sudah terbukti tiga kali ajakan debat saya ditolak melalui surat kewarasan menurutnya. Sekarang malah dia yang terlihat tidak waras, sebaiknya minta maaf kepada institusi dan teman-teman mahasiswa lain. Jangan hanya membeo di sosial media dengan retorika kosong yang tidak berani diperdebatkan,” tutup Zaldi. []

*Ditulis oleh Muhammad Zaldi, Mahasiswa Ilmu Politik UIN Ar-Raniry

Editor: Cut Della Razaqna