Kuliah Umum Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry, Hadirkan Narasumber Akademisi UI Berdarah Aceh

Sumberpost.com | Banda Aceh – Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, kembali menghadirkan kegiatan akademik bertaraf nasional dengan tema “Penguatan Adversity Quotient Sebagai Antisipasi Fenomena Generasi Strawberry” di Ruang Teater (Theater Room) Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry, Selasa (17/5/2021).

Kali ini dalam bentuk kegiatan Studium General (Kuliah Umum) menghadirkan narasumber tunggal berdarah Aceh, Ibu Tjut Rifameutia Umar Ali. Ibu Tjut (panggilan akrab) merupakan mantan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia selama dua periode (2013-2017 dan 2017-2021).

Ketua Panitia Pelaksana, yang juga Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan, Jasmadi, menyampaikan bahwa kegiatan ini sudah lama direncanakan, namun disebabkan berbagai kegiatan lain yang lebih mendesak, maka kuliah umum baru dapat diadakan saat ini.

“Sesungguhnya kegiatan ini sudah terlaksana pada awal semester genap tahun 2021/2022 pada bulan Februari 2022 kemaren, namun disebabkan berbagai kegiatan yang lebih mendesak, maka kuliah umum baru dapat diadakan pada hari ini,” ujarnya.

Sementara itu dekan Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry, Salami Mahmud, menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada narasumber yang telah meluangkan waktu di sela-sela kunjungannya ke Aceh dalam rangka jak saweu gampoeng dan berharap agar hubungan tetap kerjasama tetap terjalin.

“Sangat berterima kasih dan berharap agar hubungan kerjasama yang terjalin lama antara Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dapat terus berlanjut dan ditingkatkan lagi,” katanya.

Kelanjutan kerjasama kedua lembaga ini telah terdokuntasikan dalam naskah MoU sebelumnya dan hari ini diperpanjang kembali untuk program akademik yang lebih luas.

Narasumber, Tjut Rifameutia Umar Ali, dalam pemaparannya menjelaskan bahwa generasi strawberry adalah generasi yang lahir setelah tahun 1994 (atau juga disebut dengan generasi Z), mereka tampak keren di luar dan lunak di dalam seperti buah strawberry.

“Mereka adalah generasi muda yang tampak keren (kemampuan) dari luar. Sebaliknya, kondisi di dalam ternyata sangat lunak, seperti buah strawberry yang mudah hancur,” jelas Tjut.

“Mereka menyukai tantangan baru, ide out of the box. Tetapi mudah stres atau depresi bila mendapat tekanan. Sikap yang sering mucul yaitu malas, egois, manja, dan arogan. Mereka berasal dari orang tua generasi Y, yang pada umumnya berpendidikan cukup tinggi dan berpikiran terbuka,” lanjutnya.

Sangat disayanginya, seringkali nilai-nilai akhlak dan norma kehidupan terlupakan. Tidak memiliki jati diri yang jelas, cenderung mengikuti ‘trend’ tanpa memikirkan lebih jauh. Cenderung tidak menggunakan dan melatih kemampuan analisa mereka, mudah terguncang dan patah semangat dan pesimis. Mereka tidak jarang melakukan sesuatu berdasarkan keputusan sesaat.

Menurut Tjut, sikap seperti ini mencuat sejak lahirnya teknologi komunikasi dan informasi yang berkembang demikian pesat sekarang ini. Pola pikir dan karakter generasi muda di zaman ini cenderung ingin yang serba instan dan cepat, tanpa berpikir matang. Oleh karena itu ia berharap agar mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengatasi dan menghadapi keadaan yang sulit, agar memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan (mental tangguh) atau daya juang yang memadai (adversity quotation).

Suasana penuh keakraban dengan jelas terlihat saat ibu Tjut menyapa mahasiswa dalam bahasa Aceh yang kental dan fasih. Ini kunjungan kedua beliau ke UIN Ar-Raniry setelah berkunjung pertama sekali pada tahun 2015 silam.

Ibu Tjut tidak merasa asing lagi berada di tengah-tengah civitas akademika di UIN khususnya bersama para dosen Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry yang telah lama ia kenal.

Kegiatan studium general ini diperuntukkan bagi mahasiswa baru Fakultas Psikologi angkatan tahun 2020 dan 2021. [Rel]