Yayasan Perak Kunjungan Ke Aceh

yaysan perakSumberpost.com | Banda Aceh – Yayasan Perak melakukan kunjungan ke Aceh dalam rangka Acara Dinner and gathering with the delegation of perak official opening of Badan Pertubuhan Anak-Anak Perak (BPAAP), di Rumoh PMI Jumat (06/12).

Acara tersebut dihadiri lansung oleh Pembantu Rektor III UIN Ar-Raniry Sofyan Ibrahim, Syamsul Rijal selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Staf Pemerintah Aceh  Iskandar Syahbakri,  Kepala Dinas Syariat Islam Aceh  Syahrizal Abbas, serta turut hadir pula Datul Muhammad Daud bin Muhammad Yusuf selaku ketua Yayasan perak.

Fikril selaku ketua BPAAP dalam pemberian kata-kata sambutannya. “Alhamdullilah acara ini dapat terlaksana berkat kerjasama dengan berbagai pihak termasuk mahasiswa UIN Ar-Raniry yang berasal dari perak yang turut hadir dalam acara ini,”

Acara ini dengan bertemakan “Mahasiswa Intelektual Teras Negara Pendidikan” dan didominasi oleh mahasiswa dan mahasiswi dari negeri perak yang mengenyam pendidikan di UIN Ar-Raniry.

Kegiatan ini disambut sangat antusias oleh seluruh peserta yang hadir, merupakan event yang pertama kali diselenggarakan secara resmi, dan menjadi wadah bagi mahasiswa malaysia khususnya perak yang kuliah di aceh. sekitar 80 hingga100 mahasiswa hadir dalam event ini.

Wakil Dinas Syariat Islam Banda Aceh, Syahrizal Abbas dalam kata sambutannya “belajar di Perguruan Tinggi bukan hanya sekedar ilmu pengetahuan kognitif, serta lulus dan kembali ke perak, namun juga untuk menjalin hubungan budaya antara Aceh dan Perak khususnya sehingga tercipta suatu jalinan persahabatan yang erat.”

Hal ini juga mendapat respon yang cukup baik dari ketua yayasan Perak, Datuk Muhammad Daud bin Muhammad Yusuf yang diwawancarai oleh sumberpost secara terpisah.

Beliau mengungkapkan ada puluhan mahasiswa perak yang berkuliah di Aceh dan berpesan kepada mereka agar mereka tetap menjaga nama baik negeri serta tidak melupakan pesan orang tua mereka.

 “saya sangat salut dengan Aceh, semoga kedepannya nanti ini bukan hanya antara hubungan pendidikan, namun juga dapat menjadi hubungan internasional yang erat, dan  terjalin interaksi yang baik” ungkapnya.

Pria yang mengenakan pakaian batik berwarna orange ini berharap agar acara seperti ini dapat terselenggara enam bulan sekali, serta mahasiswa perak yang mengambil pendidikan di luar negeri khususnya di Aceh, dapat kembali dengan membawa ilmu yang dapat untuk  membangun negerinya. [darashynny]