Mahasiswa UIN Wajib Asrama

120px-Ar-raniry_logo

Mulai Desember 2013 mendatang, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh angkatan 2013 mulai diwajibkan beralih inap tempat tinggal ke Ma`had Jamiah (Pesantren Kampus). Asrama milik UIN yang berada di lingkar kampus tersebut, dijadikan tempat pertama bagi sebagian mahasiswa angkatan 2013.

Rektor UIN Ar-Raniry, Farid Wajdi Ibrahim kepada sumberpost Sabtu, (16/11) mengatakan tahun 2013 pengadaan pesantren kampus sudah legal dan sudah ditetapan dalam undang-undang. Selain itu, penetapan Ma`had jamiah ini sudah mendapatkan anggaran dari pemerintah.

“Melalui Organisasi Tata Kerja (Ortaker) kita juga sudah buat beberapa aturan yang nantinya akan kita terapkan di Ma`had Ali (Pesantren Perguruan Tinggi). Kita juga sudah menunjuk pengurus-pengurus yang mengelola pesantren kampus nanti,” kata Rektor.

Keputusan ini dilakukan karena memanfaatkan anggaran dana yang sebelumnya sudah diberikan pada tahun 2013. Jika anggaran tidak digunakan untuk realisasi Pesantren Kampus, maka otomatis tidak bisa digunakan lagi di tahun mendatang.

Kampus UIN memiliki enam Asrama untuk mahasiswa baru. Tiga diantaranya merupakan bantuan pasca Tsunami dari Kompas Grup, SCTV Peduli dan PT. Arun NGL. Sementara Rusunawa yang berada di jalan lingkar Kampus tersebut merupakan bantuan dari Menteri Perumahan rakyat. “Bangunan dari Menteri, tapi tanahnya milik UIN,” ungkapnya.

Untuk sistem penghunian dilakukan bertahap. Desember 2013 mendatang, dari 3300 mahasiswa baru, hanya 400 mahasiswa putra yang dipilih untuk menempati Rusunawa di kawasan Lingkar Kampus. Dengan kapasitas 100 kamar yang ada, maka masing-masing kamar akan dihuni oleh empat orang mahasiswa.

Kepala Ma`had Jamiah, Nurkhalis menambahkan dalam waktu dekat mahasiswa putra untuk tahap pertama akan ditempatkan di Rusunawa. Sedang mahasiswa putri nanti rencananya akan mulai ditempatkan pada Januari tahun depan di asrama dalam lingkungan UIN. “Insya Allah jika tidak ada halangan maka minggu depan kita akan masukkan secara bertahap 150 orang dulu hingga 400 mahasiswa,” ungkapnya.

Hal demikian lantaran beberapa  fasilitas  yang ada di Rusunawa masih belum lengkap seperti perlengkapan tidur. “Semoga saja rencana yang sudah kita susun sejak awal bisa berjalan dengan lancar,” sambungnya.

Sejauh ini menurut Farid Wajdi yang sedang menjalani masa jabatan kedua kalinya sebagai Rektor ini menuturkan, pengadaan fasilitas yang dibutuhkan di asrama masih dalam tahap tender. Disinyalir dana yang digelontorkan hingga Rp 3 Milyar.

“Untuk  memasukkan fasilitas yang diperlukan kira-kira memakan dana Rp 2  hingga Rp 3 Milyar. Untuk beberapa asrama masih ada barang-barang yang belum ada, jadi kita lengkapi dulu baru nanti di Januari 2014 bisa dimasuki semua,” ujarnya. “Baru-baru ini ada asrama yang saluran airnnya tersumbat, langsung kita tanggulangi sampai selesai hingga tidak bermasalah lagi,” tambahnya.

Lantaran mahasiswa baru sedang menjalani semester pertama, maka masa inap di asrama tersebut diperkirakan hanya enam hingga tujuh bulan saja. Selanjutnya akan diteruskan oleh mahasiswa tahun ajar 2014 dengan masa satu tahun.

“Siapapun yang masuk UIN (mahasiswa baru) nantinya, wajib masuk asrama selama setahun. Siapapun, anak siapapun wajib masuk asrama,” kata Rektor tegas.

Namun mahasiswa yang menempati asrama ini nantinya dikenai biaya pembinaan yang diperkirakan mencapai Rp700 ribu per enam bulan. Biaya ini kata Rektor termasuk murah. “karena ada Subsidi maka dperkirakan Rp 600 hingga Rp 700-an ribu biaya pembinaannya,” jelasnya.

Berbeda dengan Rektor, Nurkhalis mengaku untuk tahun pertama, mahasiswa hanya diminta dana pembinaan sekitar Rp 400 hingga Rp 500 ribu saja. “Mungkin di tahun mendatang bisa mencapai Rp 1,5 juta per tahun untuk biaya listrik air dan lainnya,” kata Nurkhalis.

Dalam pelaksanaannya, Ma`had Jamiah ini digadang-gadangkan akan menjadi salah satu program yang sangat diandalkan oleh kampus biru. Pasalnya, tak hanya dengan mewajibkan mahasiswa baru mendiami asrama. Selama berada di pesantren kampus tersebut,  mahasiswa diwajibkan menguasai dua bahasa Internasional,  bahasa Arab dan Inggris. Selain itu pula pendidikan Agama sangat di asah untuk mereka nantinya.

“Mereka nantinya juga akan diberikan pembekalan seperti di pesantren. Kita akan beri mahasiswa yang diasrama nanti pembekalan agama yang intens, juga kita beri pembinaan karakter agama,” kata Farid Wajdi. “Ini supaya UIN Ar-Raniry punya cirri khas dan mahasiswa kita bisa siap pakai sesuai standar,” paparnya.

Wakil Rektor III, Soufyan Ibrahim mengaku sangat mendukung program ini. “Ini adalah salah satu yang akan menjadikan UIN lebih baik di masa mendatang. Apalagi mereka 24 jam disana. bukan  hanya diajarkan lihai berbahasa, mereka juga nanti akan diberikan pembinaan karakter agama sehingga menjadi lulusan yang diandalkan nantinya,” katanya.[AR]