Foto: Mengintip Dapur Pembuatan Lemang Aceh

Suasana pagi itu sepi, sebab hari pertama puasa ramadhan 2019 M/1440 H. Tapi beberapa lelaki remaja sibuk dengan tring buloh di desa Tempok Tuegoh, kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, (6/5/2019).

Proses demi proses, kami menikmati pembuatan Lemang. Kuliner khas Aceh yang biasa disiapkan saat acara tertentu. Lemang pun tak pernah absen diproduksi saat bulan ramadhan. Samsul Bahri, sejak pagi sudah sibuk dengan daun pisang muda dan tring buloh. Ia memasukan daun pisang muda tersebut kedalam tring buloh satu persatu. Tring buloh tersebut dipotong sepanjang 30-40 centimeter. Hal itu tidak dilakukannya sendirian, ada tiga lelaki remaja lainya yang ikut membantu.

Setelah tring buloh tersebut selesai disiapkan. Mereka kemudian memasukan tring buloh tersebut dengan beras ketan, lalu juga menuangkan santan. Dan api mulai dihidupkan. Tinggal menunggu tring buloh itu terlihat matang. Para pembuat Lemang itu mengatakan proses pematanggannya selama satu jam.

Tempat pembuatan Lemang yang kami kunjungi ini adalah dapur Lemang milik Wak Saleh. Lemang Wak Saleh, konon katanya, cukup melagenda di Lhokseumawe. Samsul bercerita awal bisnis Leumang ini dirintis oleh ayahnya, Wak Saleh. Sejak saat itu, kemudian mereka diajarkan oleh ayahnya. Kualitasnya tetap sama, lezat. Banyak juga warga yang langsung membeli langsung dari dapur tersebut.

Harga Lemang Wak Saleh ini bervariasi dari 60 ribu dengan panjang tring buloh satu meter, sedangkan yang kecil 30 ribu.

“Kami selalu mempertahankan kualitas rasa yang diajarkan, usaha ini terus akan dirawat dari genarasi ke genarasi,” jelasnya.

Foto dan naskah: Adli Dzil Ikram