Terkait KTM 2017, Warul Walidin: Saya Menganggap Itu Bank ‘Bermasalah’

Sumberpost.com | Banda Aceh – Rektor UIN Ar-Raniry, Warul Walidin menanggapi kasus Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) leting 2017 yang tak kunjung siap cetak. Ia menganggap Bank BRI Syariah merupakan Bank yang bermasalah. Hal itu disampaikan saat rapat koordinasi bersama lembaga mahasiswa dan UKK UKM selingkungan UIN Ar-Raniry.

“Kami akan memberikan waktu maksimal dua Minggu kepada pihak bank bersangkutan agar segera menyelesaikan masalah KTM untuk leting 2017 secepatnya. Jika belum juga diindahkan maka kami akan berikan tindakan tegas,” katanya di Ruang Sidang Rektor, Kamis (04/07/2019).

Rapat Koordinasi Pimpinan UIN Ar-Raniry bersama Ketua Lembaga Mahasiswa, UKK, UKM se-lingkungan kampus di Ruang Sidang Rektor, Kamis (4/7/2019).

Sejauh ini, perihal KTM leting 2017 yang tak kunjung jadi telah menuai beberapa kritikan dari sejumlah mahasiswa. Mereka menganggap hal tersebut sudah berlarut-larut. Sudah dua tahun mereka kuliah di UIN namun masih belum mendapatkan KTM, di mana itu penting untuk mengurus segala hal terkait keperluan akademisi dan pengurusan beasiswa.

Hal serupa juga dikatakan oleh Warek I Bidang Akademik dan Kelembagaan, Gunawan. Ia menyatakan bahwa Pihak Rektorat akan mengambil tindakan tegas. Jika pihak BRI Syariah terus bermain-main, maka pihak UIN akan pindah ke Bank lain apapun risikonya.

“Kita harus pertegas. Jika kita dipermainkan, kita akan ganti ke bank lain apapun risikonya,” katanya.

Sebelumnya juga pihak UIN Ar-Raniry telah melayangkan surat teguran kepada Bank Mandiri yang juga merupakan rekan pembuatan KTM. Hingga Agustus nanti, jika pihak dari Bank Mandiri tidak menyelesaikan permasalahan yang sama, maka pihak UIN akan memutuskan kontrak.

Sekretaris Jenderal Senat Mahasiswa UIN Ar-Raniry, Nova mengatakan, salah seorang temannya leting 2015 pernah bercerita, bahwa ia tersendat wisuda karena belum memiliki KTM.

“Teman saya tersendat wisuda, hanya karena dia belum memiliki KTM. Saya meminta tindakan tegas dari pemimpin akan hal ini,” katanya.

Sementara Kepala Bagian Akademik Biro AAKK, Fadli menyampaikan, pihak akademik sudah mengatakan hal tersebut kepada pihak Bank BRI Syariah. Akan tetapi, regulasi baru dari Bank Indonesia (BI) membuat proses pembuatan KTM untuk leting 2017 jadi terbengkalai.

“Regulasi terbaru dari BI pengurusan KTM harus menggunakan chip dan peraturan tersebut berubah lagi. Jadi karena hal tersebut, pembuatan KTM terbengkalai,” sebutnya.

Ia juga berencana dari pihak Biro Akademik ke depannya akan membuat KTM yang bukan ATM.

“Ke depannya kami berencana membuat KTM yang bukan ATM. Jadi pembuatannya lebih mudah,” katanya. []

Indra Wijaya