Fathun Mubin Agusni, Presiden EDSA Periode 2022-2023

Sumberpost.com | Banda Aceh – Fathun Mubin Agusni ditetapkan sebagai Presiden English Department Student Assosiation (EDSA) atau Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (HMP PBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry periode 2022-2023.

Pemilihan ketua EDSA kali ini dilakukan di Lantai 2 Aula Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Ar-Raniry secara aklamasi yakni, pernyataan setuju secara lisan dari seluruh peserta (Musyawarah Besar) MUBES tanpa melalui pemungutan suara, hal ini dikarenakan musyawarah besar kali ini hanya memiliki satu kandidat yang memenuhi syarat sebagai presiden.

Ketua Panitia, Muhammad Zaki Wafa mengatakan, mahasiswa/i prodi PBI sangat antusias terhadap acara MUBES kali ini.

“Alhamdulillah, meskipun dalam kurun waktu 20 hari, teman-teman sangat bersemangat dalam menyukseskan acara kita pada hari ini, walaupun banyak sekali challenges and obtacles (tantangan dan gangguan) yang dihadapi,” kata Zaki, Senin (6/6/2022).

Dalam kata sambutannya, Ketua Prodi (Kaprodi) PBI mengungkapkan ucapan selamat dan harapan agar kedepannya EDSA dapat melaksanakan MUBES kembali dengan sistem Pemilihan Raya Mahasiswa (PEMIRA).

“Saya berharap untuk MUBES selanjutnya pengurus dapat melaksanakan PEMIRA dalam menentukan siapa presiden EDSA kedepannya, agar terciptanya demokrasi dalam batang tubuh EDSA,” tuturnya.

Presiden EDSA periode 2022-2023, Fathun Mubin, dalam sambutannya mengatakan, terima kasih kepada seluruh pengurus EDSA yang telah mempercayakan amanah kepadanya untuk menjadi presiden EDSA selama satu tahun kedepan.

“Terima kasih kepada teman-teman semua, semoga kita dapat menjadikan EDSA lebih baik dan menggapai cita-cita kita bersama-sama untuk satu tahun kedepannya,” tegasnya.

Aufar Fathullah selaku Demisioner EDSA juga secara khusus mengucapkan selamat kepada Mubin dan berharap beliau bertindak sesuai ucapan. Dia juga mengatakan bahwa ada begitu banyak tantangan dihadapan kita semua. Seperti halnya banyak sekali mahasiswa yang bersikap acuh tak acuh terhadap kepentingan bersama, tentunya pemikiran demikianlah yang harus diubah. [Rel]