Kurangnya Dana dan Fasilitas KFT, Begini Jawaban Wadek II FDK

Sumberpost.com | Banda Aceh – Wakil Dekan (Wadek) II, Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh, angkat bicara mengenai kurangnya dana dan fasilitas terkait produksi film dalam Komunitas Film Trieng (KFT), saat di wawancarai di ruangannya, Kamis (3/11/2023).

Wadek II FDK, Fairuz menyampaikan bahwa selama ini KFT hanya sebuah komunitas dalam fakultas, bukan sebuah organisasi dan belum memiliki Surat Keputusan (SK) resmi.

“Selama ini kan Trieng itu baru sebagai komunitas, jadi yang namanya komunitas itu bukan sesuatu yang organisasinya fakultas, beda dengan tv dan radio. Keduanya punya SK yang keluar dari fakultas artinya memang segala pendanaan dan pembiayaan sudah bisa di anggarkan. Tapi kalau trieng belum,” ungkapnya.

Karena memiliki kreativitas yang bagus, serta kegiatan yang KFT kembangkan sangat berkaitan dengan salah satu mata kuliah di FDK, pihak terkait mencoba untuk menganggarkan. Namun, dalam hal ini pihak fakultas masih butuh pertimbangan yang besar.

“Nah, selama ini kita masih suit-suit. Kemarin, karena kita pikir anak-anak ini juga menjadi bagian dari kita dan kreativitas mereka bagus, kita coba anggarkan untuk Trieng. Cuman belum menjadi organisasi jadi belum bisa dimasukkan nama Trieng. Yang saya tahu dari dulu sampai dengan sekarang belum pernah ada keluar SK tentang Trieng,” ucapnya.

Ia juga menjelaskan, tentang ketidaktahuannya mengenai ada tidaknya anggaran pada tahun-tahun sebelumnya. Namun, dimasa jabatannya ini untuk dana KFT sendiri telah di anggarkan oleh pihak fakultas.

Lebih lanjut, ia juga menyatakan bahwa di tahun ini fakultas telah memberikan dana, namun bukan untuk biaya produksi film, melainkan untuk melaksanakan Musyawarah Besar (MUBES).

“Jadi di tahun ini ada, misalnya untuk mubes. Yang waktu itu kita anggarkan memang bukan buat film, tetapi untuk membangun komunitas itu. Beberapa hal kita dukung seperti pendanaan untuk narasumber, snack, makan, segala sesuatu konsumsi untuk acara itu ada,” ujarnya.

Mengenai pendanaan, wadek II mengungkapkan untuk produksi film sendiri ada biaya yang memang ditinggalkan di tahun 2023 ini untuk pembuatan film, dan untuk biaya produksi film akan di realisasikan pada tahun 2024.

“Untuk film, itu mungkin yang realnya nanti di tahun 2024 baru ada biaya untuk produksi film, ada biaya-biaya yang kita tinggalkan di tahun 2023 ini untuk membuat film yang sifatnya short story gitu. Artinya boleh dibilang ini mulai ada pendanaan untuk pemutaran film Trieng,” ungkapnya.

Wadek II juga mengatakan, dalam hal ini, terdapat sisi positifnya meskipun KFT tidak mendapat dukungan dana. Mereka tetap mampu bertahan serta menghasilkan produk-produk yang bagus.

“Ternyata terlihat tanpa dukungan pun anak-anak Trieng pun mampu bertahan luar biasa menghasilkan produk-produk yang bagus,” katanya.

Ia berharap, untuk kedepannya agar KFT dapat memproduksi film yang jauh lebih baik lagi, ketika nanti pihak fakultas telah memberikan dukungan dan dana anggaran tetap untuk mereka.

“Nah ketika sekarang fakultas memberikan pendanaan, karena melihat produktivitas yang luar biasa dari mereka, jangan sampai dengan dana itu kemudian tidak membuat produktivitas jauh lebih baik dibanding tanpa didukung oleh pendanaan,” pungkasnya. []

Reporter: Lukluk Chasanah
Editor: Raudhatul Jannah