Mahasiswa Usir Paksa Rohingya, Begini Tanggapan Ketua DEMA UIN Ar-Raniry

Sumberpost.com | Banda Aceh – Isu pengusiran paksa Rohingya telah mengundang perhatian media dunia, aksi ini dinilai tidak manusiawi lantaran terjadi kericuhan yang membuat pengungsi yang kebanyakan wanita dan anak-anak menangis histeris.

Aksi yang dinilai melanggar moral masyarakat ini juga mengundang banyak pro dan kontra dari berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri.

Dalam menanggapi isu ini, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Ilham Rizky Maulana menuturkan, kehadiran Rohingya akan berdampak jangka panjang untuk kehidupan sosial yang ada di Aceh.

“Kita sependapat bahwasanya kehadiran Rohingya akan berdampak jangka panjang untuk kehidupan sosial yang ada di Aceh, namun kita juga menyayangkan apa yang dilakukan oleh beberapa oknum mahasiswa, saya sebutnya oknum. Karena belum tentu mahasiswa yang kemarin itu merepresentasikan mahasiswa secara keseluruhan,” jelasnya saat diwawancarai Sumberpost pada Jumat (29/12/2023).

Ilham juga menegaskan, sebenarnya pemerintah yang harus turun tangan dalam kasus ini, sehingga tidak melahirkan keresahan dan perselisihan masyarakat dengan pengungsi Rohingya.

“Pandangan kami yang seharusnya ditekan bukanlah saudara kita yang dari Rohingya, karena seperti yang kita ketahui mereka tidak punya kekuatan dan merupakan orang yang tertindas hingga tidak sepatutnya kita juga untuk menidas mereka. Seharusnya yang ditekan itu pihak pemerintah, baik itu DPRA, Gubernur, menko polhukam dan juga Presiden untuk memberikan solusi konkrit terkait persoalan Rohingya ini,” tegasnya.

Aksi anarkis ini terjadi karena keterlambatan pemerintah dalam memberikan solusi dan kebijakan sehingga berita di sosial media memprovokasi berbagai pihak dan terjadi aksi yang tidak manusiawi ini.

“Karena kalau kami melihat, ini sebenarnya seperti simalakama. Pertama ketika kita menerima mereka tentunya timbul dampak bagi kita. Berbicara dalam hal sosial yang ditakutkan oleh masyarakat, ditakutkan mereka terus berkembang biak dan beranak pinak. Sehingga pribumi merasa terancam. Yang kedua, ketika kita tidak menerima mereka, akan berdampak pada moral kita sebagai manusia. Berbicara tentang kemanusiaan. Makanya kita harapkan aksi-aksi seperti itu tidak lagi terjadi,” tuturnya kembali.

Rizky juga mengatakan, jangan sampai media menjadi kayu bakar dalam hal ini.

“Kita juga tidak menyalahkan meraka, karena kita paham psikis di lapangan itu kadangkala sulit dikoordinir. Dan ini menjadi pembelajaran bagi kita semua kaum mahasiswa dan siapa pun itu, bahwasanya jangan sampai media menjadi kayu bakar dengan menampilkan sebuah persoalan yang sebenarnya tidak seperti realitas yang terjadi,” lanjutnya.

Diharapkan terjadinya pro kontra terhadap tindakan ini tidak menjadi pemecahan persatuan rakyat Aceh.

“Yang terpenting jangan sampai isu Rohingya ini menjadi pemecah di antara masyarakat Aceh, itu yang terpenting. Jangan sampai dengan adanya pihak pro dan kontra itu memperuncing perbedaan diantara kita. karena masih banyak hal urgen yang harus kita selesaikan bersama, kita medesak terus pemerintah untuk memberikan solusi konkrit terhadap persoalan tersebut namun jangan sampai kita mengesampingkan sopan santun,” tutupnya. []

Reporter: Rauzatul Jannah

Editor: Julia Makhrami