Modus Mencari Uang, Seorang Pria Mengaku Sebagai Wakil Rektor

Sumberpost.com | Banda Aceh – Sejak Senin (2/3/2015) kemarin, seorang pria yang mengaku sebagai Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Ar-Raniry, Syamsul Rizal, menghubungi mahasiswa kampus tersebut. Ia menawari mahasiswa untuk mengikuti seminar di Jakarta dan Yogyakarta.

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Hijratul Ahyar, membenarkan telah di hubungi oleh orang yang mengaku sebagai Syamsul Rizal pada Senin kemarin. Ia di tawarkan untuk mengikuti seminar dan harus menyiapkan uang Rp 1.5 juta. “Di bilang seminarnya tanggal 7 hingga 8 Maret nanti,” kata Ahyar.

Mahasiswa lainnya, Azhari yang di hubungi pada Selasa pagi, malah di minta untuk membuat passport. “Saya bingung, ini seminar di Jakarta kok di suruh buat passport. Saya juga di minta uang sekitar Rp 1 juta,” ujarnya.

Namun, tidak semua mahasiswa yang di hubungi oleh pria itu di tawari untuk mengikuti seminar dengan menyiapkan sejumlah uang. Seperti mahasiswa FEBI, Uswatul Hasanah di berikan iming-iming uang sebesar Rp 5 juta apabila perempuan itu mengikuti seminar dan Rizqy Shafriyaldi di minta untuk mengirim nomor handphone mahasiswa yang Ia miliki oleh pria itu.

“Saya kirim terus, karena saya pikir telepon itu betulan dari wakil rektor. Tapi nggak saya tanya lagi untuk apa nomor telepon itu,” kata Rizqi.

Berdasarkan informasi yang di himpun sumberpost.com hingga Selasa (3/3/2015), puluhan mahasiswa sudah di hubungi orang yang mengaku Syamsul Rizal tersebut.

Sementara itu, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Ar-Raniry, Syamsul Rizal saat di temui sumberpost.com mengatakan seminar tersebut hanya modus untuk mencuri uang dengan memanfaatkan namanya.

Dikatakan Syamsul, kalau UIN Ar-Raniry ingin mengirimkan mahasiswanya keluar daerah, ada prosedur yang harus di ikuti, salah satunya harus ada surat dari penyelenggara, dan apabila di nilai suatu kegiatan penting, maka saat mahasiswa di kirim ke luar, dana yang akan di gunakan adalah dana universitas.

“Tidak pernah ada kita minta uang kalau mau bawa mahasiswa keluar. Yang jelas bahwa tidak benar kita punya agenda model tarik uang begitu. Saya kira modus seperti ini sering terjadi, tapi kalau untuk saya baru kali ini,” kata Syamsul, Sore tadi.

Ia berharap agar pelaku model penipuan yang menggunakan berbagai modus agar segera di hentikan. Ia juga mengimbau mahasiswa supaya  hati-hati dan tidak mudah terjebak dalam modus penipuan. “Ini jangan sampai ada korban,” tandasnya.

“Mahasiswa harus klarifikasi tawaran apapun ke akademik, harus di validasi dulu keabsahannya. Semua itu ada prosedurnya,” tuturnya. Kendati demikian, ada juga mahasiswa yang mengklarifikasi hal tersebut kepada Syamsul lewat sms.

Abdul hadi firsawan