Kesalahan Ketika Puasa, Jadi Alasan Buat Bermalas-malasan

Sumberpost.comSaat memasuki bulan suci Ramadhan, kita sebagai umat Islam di seluruh penjuru dunia akan berpuasa selama satu bulan penuh. Selama itu pula kita di tuntut untuk tetap melaksanakan aktivitas seperti bulan-bulan biasanya.

Yang menjadi pembeda hanya ketika di bulan Ramadhan, kita melakukan aktivitas dengan menahan rasa lapar dan haus. Ditambah lagi kita juga harus menahan nafsu maupun segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa.

Namun, manusia modern kini, ketika bulan Ramadhan datang, justru menjadikannya alasan untuk bermalas-malasan. Mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari ada saja keluhan-keluhan yang dilontarkan.

Di siang hari misalnya, banyak dari kita yang beralasan lapar dan haus sehingga malas beraktivitas dan lebih memilih untuk tidur. Namun lagi-lagi ada saja alasan yang dilontarkan juga ketika malam hari. Terlalu kenyang ketika berbuka kemudian menjadi alasan  untuk kembali bermalas-malasan.

Dari banyaknya alasan itu menjadikan kita lalai untuk menjalankan ibadah lainnya di bulan Ramadhan, seperti sholat terawih. Padahal dalam ajaran Islam sudah diatur sedemikian rupa perihal tatanan dalam makan dan minum.

Terdapat hadits yang disandarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai seorang muslim dalam makan, yaitu jangan berlebihan makan sampai kenyang yang membuat malas dan merusak kesehatan. Meskipun hadits tersebut memiliki sanad yang dhaif atau lemah. Namun maknanya benar.

Contoh lain yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari ketika bulan puasa adalah datang terlambat saat jam kuliah atau kerja, bahkan sampai bolos. Semuanya mengatasnamakan puasa sebagai penyebabnya.

Padahal umat Islam dididik bukan untuk bermalas-malasan. Melainkan untuk melaksanakan aktivitas seproduktif mungkin.

Kebanyakan dari kita menjadikan salah satu hadits Rasul sebagai landasan untuk kemudian menjadi malas, yang mana hadits tersebut berbunyi “tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah dan diamnya adalah tasbih”.

Padahal jika kita telan bulat-bulat tanpa mengambil makna penting yang tersirat di balik semenanjung hadis ini. Maka akan banyak kekeliruan yang merajalela, sedangkan hadits ini juga memiliki sanad yang lemah.

Namun demikian, jika kita ingin mengambil sisi positifnya, kita bisa menjadikan landasan bahwa tidur saja ibadah apalagi  perbuatan yang lebih bermanfaat lainnya.

Itulah mengapa kita dianjurkan untuk tetap beribadah, dan menyelaraskan diri dengan aktivitas duniawi.

Rasul sendiri memberikan tips agar bersemangat untuk melaksanakan aktivitas meskipun dalam keadaan berpuasa. Diantaranya.

Rasulullah menganjurkan kita untuk mengakhirkan sahur agar setelah makan sahur dapat langsung bergegas untuk sholat subuh, tidak bermalas-malasan tidur hingga akhirnya terlewatkan shalat subuhnya.

Setelah itu bisa dilanjutkan dengan berolahraga ringan, yang tidak terlalu menguras tenaga. Berzikir, atau membaca Al-Qur’an.

Sebagian para medis juga mengatakan bahwa tidur saat perut kenyang akan memberikan efek yang tidak baik bagi tubuh. Setidaknya 2 jam setelah makan baru boleh untuk tidur.

Namun bukan berarti di anjurkan untuk tidur kembali di pagi hari ya. Sebaiknya, meskipun puasa, kita tetap melaksanakan aktivitas lainnya.

Menjalankan aktivitas di bulan puasa dengan penuh keimanan agar tentunya akan berbuah manis dan mendapatkan ganjaran pahala yang berlipat ganda.[]

Penulis: Ita Rahmadayani