23 Mei, Gunakan Hak Suara untuk Kebangkitan Mahasiswa Tarbiyah

Sumberpost | Banda Aceh – Kepengurusan lembaga mahasiswa tentu berganti sepanjang tahun. Sebentar lagi, jabatan Gubernur atau Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) akan dialihtangankan. Jika biasanya kandidat dipilih dan dirembukkan oleh delegasi Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) se-Fakultas Tarbiyah, kali ini seluruh mahasiswa berhak memberikan suara.

Sekretaris Jenderal Senat Mahasiswa (Sekjen Sema) UIN Ar-Raniry, Elsie Nurlidza Razma mengatakan, Sema sengaja membuat gebrakan baru dalam memilih Gubernur Mahasiswa Tarbiyah agar seluruh mahasiswa terlibat dan mengenal calon pemimpinnya. Jika dipilih melalui musyawarah besar, maka hanya para delegasi HMP lah yang dapat bersuara, itu belum tentu mewakili suara keseluruhan mahasiswa jurusannya, sehingga Pemilihan Raya (Pemira) perlu diterapkan.

“Tarbiyah merupakan fakultas dengan mahasiswa terbanyak se-UIN, sayang kalau pemilihan pimpinan hanya dilakukan oleh delegasi, jadi kita coba cara berbeda tahun ini untuk kebangkitan mahasiswa,” kata Elsie di pelataran Gedung Fakultas Tarbiyah, Senin (20/5/2019).

Ada dua kandidat yang diusung pada Pemira perdana ini, Paslon 01 yaitu Teguh dan Reza, sedangkan Paslon 02 Akhmad Khawani dan Akhwanto Muzain. Mereka telah menyampaikan visi misinya melalui kampanye sejak 13-19 Mei lalu untuk mendapatkan pendukung sebanyak-banyaknya.

Pasangan Calon Nomor Urut 01
Pasangan Calon Nomor Urut 02

Kampanye Akbar sekaligus Debat Paslon pun telah dilaksanakan hari ini. Orasi dalam kampanye dan adu kuat argumen saat debat menarik perhatian sejumlah mahasiswa untuk menyaksikannya. Sedangkan besok dan lusa, 21-22 Mei merupakan hari tenang, sehingga tidak ada lagi paslon yang dizinkan untuk berkampanye.

Pemilihan Raya akan berlangsung pada 23 Mei mendatang. Sema berharap agar seluruh mahasiswa Tarbiyah turut berpartisipasi dalam menentukan Pemimpin Dema Fakultas Periode 2019/2020. Hak suara diberikan kepada seluruh mahasiswa aktif tahun masuk 2014-2018 dengan syarat membawa tanda pengenal mahasiswa.

“Semua mahasiswa aktif FTK dapat memilih, asal membawa tanda pengenal mahasiswa atau slip SPP di hari H,” tegas Sekjen Sema ini.

Dalam hal ini, Wakil Dekan III FTK, Ayyub mengatakan, Pemira harus lebih dari sekadar melaksanakan demokrasi dalam kampus. Di balik pemilihan pemimpin, kejujuran adalah faktor terpenting.

“Bukan sekadar membawa demokrasi ke kampus, pemilihan Gubernur Tarbiyah harus benar-benar jujur sehingga menghasilkan pemimpin yang jujur pula,” katanya.

Untuk info lebih lanjut mengenai Pemira, silakan kepoin IG @tarbiyah_memilih [ ]