Trieng Tayangkan Tiga Film Potret Masyarakat Aceh

Sumberpost.com I Banda Aceh – Komunitas Film Trieng Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Ar-Raniry menayangkan tiga film berisi potret masyarakat Aceh masa kini di Museum UIN Ar-Raniry, Sabtu (22/06/2019).

Film pertama berjudul Beda Jiouh yang dalam bahasa Indonesia berarti Beda Jauh. Film garapan Riaza Alfandi dan Puja Khazanah ini menceritakan tentang pemuda perantau asal Aceh yang kembali setelah sekian lama hidup di Singapura, setelah sampai di daerah kelahirannya, dia pun memulai perjalanan di kota Banda Aceh dan melihat perkembangan pesat kota itu.

Rianza Alfandi selaku sutradara juga menyampaikan bahwa dalam hal ini diangkat fenomena yang terjadi di masa sekarang, di mana anak muda lebih senang duduk di warung kopi ketimbang langsung ke masjid saat mendengar azan.

Komunitas Film Trieng Putar Tiga Film melalui Layar Tancap di Museum UIN Ar-Raniry, Sabtu (22/6/2019)

Pemutaran film kedua dilanjutkan dengan judul Dam Kasta yang berarti Dendam Kasta. Film ini menceritakan tentang dendam seorang pemuda kepada keluarga wanita yang disukainya karena alasan perbedaan kasta yang tidak memberikan jalan untuk hubungan mereka, wanita tersebut merupakan keturunan Syarifah.
Film ini digarap oleh Aminah dan Sri Tila Wahyuni.

Kemudian film ketiga berjudul Jeulame atau dapat diartikan sebagai mahar perkawinan. Film garapan Aulia Rahmat dan Anida Rahmadatillah ini merupakan kisah perjuangan seorang pemuda dari luar Aceh yang jatuh hati pada gadis Aceh dan pemuda tersebut harus mengikuti adat istiadat di mana jika gadis tersebut dipinang maka harus memberikan mahar dalam mayam sesuai jumlah yang ditetapkan.

Salah satu sutradara, Anida menjelaskan, film ini juga mengangkat fenomena yang terjadi saat ini di mana adanya kegelisahan bagi para pria tentang keharusan memberi mahar untuk menikahi gadis Aceh.

Ketua Umum Komunitas Film Trieng, Mufti Tamrin mengatakan, ketiga film itu merupakan ekspresi dari kegelisahan yang ada saat ini.

“Pembuatan ketiga film ini berawal dari kegelisahan yang terjadi pada saat ini. Contoh saja film Jeulame yang menceritakan kegelisahan pria akan mahar yang harus diberi sesuai adat yang ada, di sini penulis bermaksud agar film ini memotivasi para pria untuk mencari jeulame tersebut,” jelas Mufti.

Dalam hal ini Wakil Dekan III FDK, Lembong Misbah juga menyampaikan rasa bangganya terhadap komunitas Trieng.

“Film ini luar biasa, persembahan dari komunitas Trieng, mereka merupakan orang orang berpotensi yang akan mendapatkan kekayaan di masa depan dan saya harap mereka mampu mencapai kelas internasional,” ujarnya.

Acara ini dihadiri oleh sejumlah mahasiswa UIN Ar-Raniry dan kampus lainnya, turut hadir Kru dan pemain film. []

Uswatul Farida