Ini Profil Reza Hendra Putra, Ketua Dema UIN Ar-Raniry 2020-2021

Sumberpost.com | Banda Aceh – Pemilihan Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Ar-Raniry Periode 2020 baru saja usai. Reza Hendra Putra unggul dengan perolehan 80 dari total 126 suara masuk. Ia merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) Hukum Ekonomi Syariah (HES) dan pernah menjabat sebagai ketua himpunan di prodinya.

Saat menjadi ketua himpunan, pencapaian terbesar Reza adalah mampu menyelenggarakan HES Fair dengan sukses. Selain itu, timnya juga melakukan gerakan Saweu Sikula dengan rutin untuk mengedukasi adik-adik di sekolah.

Reza aktif berorganisasi dan melatih kemampuan public speaking sejak duduk di bangku SMP. Ia mengaku sering menjadi ketua kelas di sekolahnya. Ketika SMA, ia juga tergabung dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), namun bukan sebagai ketua. Jarak rumah dan sekolah yang lumayan jauh sedikit mengganggu aktivitas organisasinya saat itu.

Menurut Reza, bakat kepemimpinan mulai terasa saat masuk ke jenjang perguruan tinggi. Ia bergabung pada beberapa organisasi seperti Islamic Economic Forum dan Himpunan Mahasiswa Islam. Ia pernah menjadi Wakil Bidang Divisi Ekonomi dan Kewirausahaan Dema Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry. Kemudian ia terpilih sebagai pimpinan mahasiswa jurusannya yaitu Himpunan Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah UIN Ar-Raniry.

Beberapa teman-temannya mengaku tak menyangka bahwa Reza kini terpilih menjadi presiden mahasiswa UIN. Pasalnya, Reza dikenal sebagai orang yang pendiam dan tak banyak bicara. Salah satu yang mengatakan itu adalah Cut Reska Zulviani, teman seunitnya.

“Gak nyangka, dari pendiam malah jadi pemimpin dari jurusan hingga universitas,” kata Reska.

Reza membenarkan hal itu. Ia memang pendiam sejak dulu hingga kini. Namun bukan berarti tidak suka bergaul, ia hanya tak suka banyak bicara jika itu tak penting. Sikap kepemimpinan dan cara berbicara terus ia asah melalui beberapa organisasi yang ditekuninya.

Dalam kegiatan berorganisasi, Reza senantiasa menganggap rekan-rekannya sebagai keluarga sehingga ada rasa kepercayaan yang terbangun secara tidak langsung.

“Saya tidak pernah menganggap rekan organisasi hanya sebatas kawan politik, tetapi mereka adalah keluarga yang terus berjuang bersama-sama untuk ke depan. Hari ini ada kepercayaan lebih terhadap saya oleh kawan-kawan,” katanya.

Pelantikan Pengurus Baru Dema UIN Ar-Raniry rencananya akan digelar pada pertengahan Februari 2020.

Dalam masa kepemimpinannya, Reza ingin Dema UIN Ar-Raniry menjadi role model untuk kampus lain, baik dari organisasi mahasiswanya maupun kegiatan kepemerintahannya. UIN Ar-Raniry akan menjadi kampus yang melakukan pergerakan dan perjuangan terhadap hak-hak rakyat. Selain itu, kampus ini didorong agar menghasilkan inovasi-inovasi hebat, ide-ide kreatif, dan berbagai karya untuk bangsa.

Mengenai regulasi pemerintah daerah, Reza mengatakan, ia harus melakukan kajian dan diskusi dengan jajarannya sebelum bertindak. Namun, ada satu hal yang menjadi perhatiannya yaitu mengenai Dana Otsus. Menurutnya, pemerintah pusat telah mengucurkan dana yang besar untuk Aceh, namun daerah belum bisa memanfaatkan dengan maksimal. Untuk itu, ia berharap agar pemerintah daerah melakukan pemetaan yang baik terhadap masyarakat, memberdayakan SDM, dan memperluas lapangan kerja.

Dalam kepemimpinannya, Reza menawarkan empat nilai utama yaitu transparansi, publikasi, kepercayaan dan kekeluargaan. Menurutnya, nilai-nilai ini mampu membawa mahasiswa-mahasiswa UIN Ar-raniry ke ranah yang lebih baik.

Manariknya, Putra dari Bapak Sukiman dan Ibu Nurhakimah ini tak hanya unggul di organisasi, tetapi juga di kegiatan akademik kampus. Sejauh ini, Reza mampu mempertahankan IPK dengan nilai di atas 3,5. Tak hanya itu, ia juga pernah meraih juara 2 pada Debat Revolusi Ekonomi Nasional di Universitas Syiah Kuala beberapa waktu lalu. Reza juga pernah beberapa kali menjadi delegasi tingkat daerah maupun nasional tentang pemuda dan pergerakan ekonomi syariah.

Prinsip Reza dalam menyeimbangkan antara kegiatan perkuliahan dan organisasi adalah dengan tidak menunda-nunda apa pun. Berorganisasi merupakan salah satu cara mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi sehingga tidak ada alasan ini akan menghalangi kuliah. Menurutnya, waktu 24 jam yang dimiliki oleh setiap mahasiswa harus dimanfaatkan dengan maksimal.

“Jangan habiskan waktu di warkop, jangan cuma sibuk diskusi tanpa aksi dan solusi,” tegasnya.

Reza berpesan untuk seluruh mahasiswa UIN Ar-raniry agar mampu menciptakan karya, gagasan dan konsep untuk bangsa dan daerah agar kampus ini tetap menjadi jantung hati Rakyat Aceh.

“Mahasiswa harus berkembang melalui caranya masing-masing, peka terhadap lingkungan kampus dan masyarakat, terus mengembangkan bakat dan minat, serta senantiasa mengabdikan diri untuk negara, khususnya untuk Aceh,” kata Reza.

Reza merupakan alumni MIN Jeurela 1 Sibreh. Lalu melanjutkan pendidikan ke MTsN 2 Banda Aceh dan SMAN 2 Banda Aceh. Setelahnya, ia memutuskan untuk berkuliah di UIN Ar-Raniry pada tahun 2016. Saat ini ia akan memasuki semester ke delapan. []

Cut Della Razaqna