Temui Rektor, Ketua Ormawa se-UIN Ar-Raniry Bahas Sejumlah Persoalan

Sumberpost.com | Banda Aceh – Sejumlah ketua Organisasi Mahasiswa (Ormawa) yang berada di lingkungan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh melakukan pertemuan bersama pihak rektor kampus setempat, Selasa (22/6/2021).

Sekretaris Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema), Aufar Farizi mengatakan, dalam pertemuan tersebut para ketua lembaga dan pihak pimpinan yang langsung dipimpin oleh Rektor UIN Ar-Raniry, Warul Walidin, membahas sejumlah persoalan yang dinilai sangat penting dan turut memberatkan mahasiswa selama ini.

“Adapun persolan yang akan kami tuntut bersama kawan-kawan di sini ialah, yang pertama terkait permasalahan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di mana sangat memberatkan bagi sebagian mahasiswa di tengah pandemi seperti ini,” kata Aufar.

Soal UKT, kata Aufar, pihaknya menuntut kepada pihak rektor agar dapat memberi keringanan dengan cara melakukan pengurangan uang UKT secara menyeluruh atau tanpa syarat apapun.

Kemudian, persoalan lain yang dibahas ialah terkait penyediaan kuota yang tak kunjung tepat waktu. Dalam hal itu, berdasarkan kesepakatan, para ketua lembaga mengusulkan agar pengalokasian kuota menjadi hal yang diprioritaskan.

“Kemudian hal lainnya ialah masalah siakad yang sering eror dan absensi yang tetap aktif di masa libur kuliah. Ini tentu sangat merugikan kami selaku mahasiwa. Untuk itu, kami juga meminta rektor untuk memperbaiki kualitas siakad mahasiswa,” ujar Aufar.

Di samping itu, Presiden Mahasiswa UIN-Ar-Raniry, Ahmad Jaden, menyebutkan, persoalan lain yang turut dibahas ialah soal asrama yang tetap memungut biaya meski programnya dijalankan secara daring.

“Padahal kita ketahui semuanya online, tapi kenapa biaya yang mencapai Rp 500 ribu tersebut tetap diminta. Oleh karena itu kami meminta agar rektor menggratiskan biaya asrama selama pandemi serta sertifikat asrama dijadikan syarat pengambilan ijazah, bukan syarat untuk sidang,” ujar Jaden.

Lebih lanjut, kata Jaden, pihaknya juga mempertanyakan soal tes toefl, toafl, dan komputer. Di mana, jika dijadikan sebagai syarat sidang maka akan sangat merugikan mahasiswa, karena harus menunggu jadwal antre yang sangat lama.

Sebab itu, pihaknya meminta agar adanya penambahan kapasitas bagi peserta yang hendak ikut tes toefl, toafl, dan komputer. Bahkan, untuk sertifikatnya disarankan agar dijadikan syarat pengambilan ijazah, bukan syarat untuk mengikuti sidang.

“Kemudian, adapun persoalan lainnya ialah terkait fasilitas kampus dan almamater serta KTM. Di mana terkait fasilitas, ada baiknya rektor dapat menyamaratakan semuanya di setiap fakultas,” jelas Jaden.

“Harapan, secepatnya rektorat mengambil tindakan terkait keterlambatan penyediaan almamater mahasiswa dan memperbaikinya mulai tahun depan,” tambahnya.

Menanggapi hal itu, Rektor UIN Ar-Raniry, Warul Walidin mengatakan, pihaknya akan mendukung seluruh hasil audiensi yang disampaikan oleh para ketua lembaga mahasiswa itu.

Menurut Warul, pihak rektor sangat mengharapkan audiensi-audiensi seperti ini yang dilakukan oleh setiap mahasiswa, karena tujuannya juga demi memajukan UIN Ar-Raniry Banda Aceh sendiri.

“Kami sangat mengharapkan sebetulnya hal-hal seperti ini, karena tujuannya juga untuk perkembangan kampus kita tercinta,” ujarnya.

Warul menjelaskan, untuk menindaklanjuti semua poin audiensi yang disampaikan oleh ketua lembaga mahasiswa se-UIN Ar-Raniry. Pihaknya akan mengadakan rapat lanjutan, hingga nantinya mendapat keputusan yang berpihak kepada mahasiswa.

“Ekspektasi akademik ini akan menjadi bahan bagi kami, tentu rapat ini akan kita lanjutkan lagi. Kalau ada yang perlu silakan, datang terus, saya tunggu di ruangan,” pungkas Warul. []

Redaksi