Prodi Pendidikan Biologi UIN Ar-Raniry Gelar Seminar Nasional Biotik IX

Sumberpost.com | Banda Aceh – Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (PBL FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh kembali menggelar Seminar Nasional Biotik ke IX tahun 2021.

Seminar Biotik merupakan kegiatan rutin tahunan yang dilakukan Prodi Pendidikan Biologi, dengan tema “Bioculture: Tantangan dan Peran Dunia Pendidikan dalam Pelestarian Plasma Nutfah di Era Digital”, secara virtual via Zoom App yang difasilitasi oleh tim dari PTIPD dan Humas UIN Ar-Raniry Banda Aceh dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19, Kamis (9/9/2021).

Ketua Prodi Pendidikan Biologi, Samsul Kamal mengatakan, acara ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dosen dan civitas academica di UIN Ar-Raniry, khususnya Prodi Pendidikan Biologi dan para tenaga pengajar di berbagai perguruan tinggi dalam mempublikasikan artikel pada jenjang nasional.

“Seminar diharapkan dapat meningkatkan kemampuan para dosen dan civitas academica dan para tenaga pengajar di berbagai perguruan tinggi yang mengikuti seminar tersebut dalam menghasilkan dan mempublikasikan artikel pada jenjang nasional,” ujarnya.

Peserta dapat menyampaikan informasi tentang hasil riset Biologi dan Pendidikan Biologi yang dapat dijadikan sebagai sarana penambah wawasan dan intelektual terhadap pembelajaran Biologi sebagai solusi dari pemanfaatan dan pelestarian biodiversitas selama Covid-19.

Acara tersebut turut dihadiri oleh tiga keynote speaker, yakni Prof. Yaya Rukayadi, Putra Malaysia University, Selangor Darul Ehsan Malaysia, Prof. Amin Setyo Leksono, Universitas Brawijaya, Indonesia, dan Muhammad Rusdi, Universitas Syiah Kuala.

Sebanyak 102 pemakalah yang telah bergabung, antara lain dari UIN Ar-Raniry, Universitas Syiah Kuala, Universitas Samudra, Universitas Negeri Medan, Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Universitas Malikussaleh, Universitas Mahasaraswati Denpasar, Universitas Hamzanwadi, Universitas Bengkulu, Universitas Al Muslim, Universitas Abulyatama, UIN Wali Songo Semarang, UIN KH. Achmad Siddiq Jember, dan MTsN 2 Aceh Besar, serta 250 peserta lainnya dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Mewakili Rektor UIN Ar-Raniry, Wakil Rektor bidang Akademik dan Kelembagaan, Gunawan Adnan mengatakan, Seminar Biotik sangat penting dilakukan dan merupakan program tahunan yang harus diadakan, karena sebaik apapun karya, jika tidak diketahui oleh orang lain, tidak diamalkan dan tidak berfaedah, maka tidak ada artinya walau karya itu besar, oleh karena itu diharapkan terus memperbanyak seminar seperti ini.

“Seminar nasional ini telah menjadi rutinitas tahunan dan kita berharap tidak mesti setahun sekali, tetapi bisa dilakukan dua kali dalam setahun, karena sebaik apapun karya kalau tidak diketahui orang lain, maka tidak ada artinya,” jelasnya.

Gunawan menambahkan, kehadiran Perguruan Tinggi harus dapat memberi kebermanfaatan kepada ummat, terutama masyarakat sekitar, sebab kita bukan diharapkan untuk jadi menara gading yang kelihatan megah dan tinggi, tetapi kita dituntut untuk menjadi menara air yang dapat memberikan banyak manfaat bagi sekitar.

Sementara itu, Wakil Dekan I FTK UIN Ar-Raniry, Chalis, menyampaikan apresiasi atas terlaksananya kegiatan tersebut dan menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan mendukung sehingga terlaksananya kegiatan tersebut.

Dikatakan, dalam rangka meningkatkan mutu akademik di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, dan secara umum bagi UIN Ar-Raniry, salah satunya dengan menggelar berbagai seminar, oleh karenanya kegiatan seperti ini harus dipertahankan.

“Kami akan selalu memberikan dukungan dan kita minta kepada pihak Rektorat untuk terus memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan-kegiatan seperti ini,” ujarnya.

Menurutnya, yang paling penting dalam sebuah seminar yaitu terjalinnya komunikasi timbal balik antara dosen, para mahasiswa, alumni serta peserta lainnya, sehingga nantinya dapat menciptakan berbagai penelitian dan akan sangat bermanfaat bagi dosen dan mahasiswa.

Dengan kegiatan seperti ini lanjut Chalis, diharapkan nantinya akan ada pertukaran informasi, pertukaran penelitian dan pengembangan riset serta akan menghasilkan pendidikan yang maksimal di masa mendatang. [Rel]