Kuliner Aceh Dengan 44 Dedaunan

Sumberpost.com | Banda Aceh- Sembari menunggu azan magrib berkumandang, saya berniat menyusuri pusat Banda Aceh untuk sekedar jalan-jalan.

Sesampai dipusat kota, disekitaran taman Blang Padang jalan sudah dipenuhin dengan orang-orang yang ingin mencari takjil untuk berbuka.

Berbeda dari dua tahun sebelumnya, pada puasa tahun ini, masyarakat sangat antusias dengan berbagai agenda yang diselenggarakan di pusat kota ini.

Salah satunya dengan adanya bazar ramadan yang menyajikan berbagai menu pilihan untuk berbuka puasa.

Melihat banyaknya pengemudi berhenti untuk bazar ramadan, saya menjadi penasaran dan ingin tau ada apa saja di bazar ramadan itu.

Sepanjang mata memandang, kiri dan kanan, diantara beragam makanan yang diperjual belikan, mata saja tertuju pada salah satu makanan yang unik ini, sambai oen peugaga.

Makanan yang sudah jarang terlihat ini merupakan kuliner khas Aceh yang ditemui hanya di bulan puasa aja.

Sambai oen peugaga ini adalah jenis sambai yang terbuat dengan bahan baku utama 44 jenis dedaunan yang sekarang sudah jarang ditemui.

Ibu Una merupakan salah seorang pedagang sambai oen pegaga menuturkan, sambai oen pegaga sangat trend pada bulan puasa, terutama pada kalangan orang tua. Namun tidak menutup kemungkinan kalangan muda juga menyukainya.

Selain rasanya yang nikmat, sambai oen peugaga juga memiliki sejumlah manfaat baik untuk kesehatan tubuh.

“Manfaat dari sambai oen pegaga ini dapat menghilangkan pikun, keluarkan angin dan banyak manfaat lainnya, ” ujar Una.

Maulina, salah satu pembeli menuturkan, ia juga menyukai kuliner yang satu ini.

Menurutnya, rasanya sangat enak jika dimakan dengan nasi.

“Sambai oen peugaga ini hampir sama dengan pecal tapi bagi pecinta sambai oen pegaga ini jelas beda, sambai oen pegaga ini tidak pahit ketika dimakan dan enak apalagi jika di makan dengan nasi,” ujarnya saat sedang membeli, Rabu 20/4/2022).

Walaupun sambai oen pegaga tidak sepopuler makanan khas Aceh lainnya, tetapi sambai oen peugaga ini masih banyak digemari oleh masyarakat Aceh. []

Mag: Zuraida

Editor: Saadatul Abadiah