Nuri Agussetiawan: The Life Not Just About the Way, but Life About Starting, Doing, and Finishing

Sumberpost.com | Banda Aceh – Hidup yang dijalani bukan hanya sekedar perjalanan tanpa arah, tetapi hidup tentang bagaimana memulai sesuatu, melakukan dan menyelesaikannya. Begitulah ibarat keorganisasian, yang mana bukan hanya sekedar perjalanan hampa.

Demikianlah pengibaratan dari mahasiswa tegas berbaju batik itu pada Pelantikan Bersama Senat Mahasiswa (SEMA), Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA), dan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS), Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, yang digelar sakral di Gedung Auditorium Ali Hasjmy kampus setempat, Sabtu, (22/02/2024).

Ia bernama Nuri Agussetiawan, seorang Demisioner Pelaksana Tugas (PLT) Ketua SEMA 2023. Yang mengungkapkan arti kehidupan dalam keorganisasian.

“The life not just about the way, but life about starting, doing, and finishing. Hidup bukan hanya tentang sebuah perjalanan, tapi hidup adalah tentang bagaimana memulai, melakukan, dan menyelesaikan. Begitu pula dengan organisasi, organisasi itu bukan hanya sebatas perjalanan, tapi organisasi adalah sesuatu yang harus kita mulai, yang harus kita lakukan, dan yang harus kita selesaikan,” ucapnya.

Kata-katanya mampu menguatkan dan membakar semangat mahasiswa. Bagaimana tidak, terliat dari raut wajah mahasiswa almet biru itu, kian tersenyum hangat dengan tatapan penuh harapan.

“Organisasi bukan tempat untuk kita sebatas mencari sesuatu. Tapi organisasi adalah rumah kita, di dalamnya ada ruang tamu, di dalamnya ada kamar tidur, di dalamnya ada dapur, di dalamnya ada tempat yang membuat kita nyaman. Maka, organisasi tepatnya adalah rumah yang membuat kita nyaman,” tuturnya pelan mengheningkan ruangan.

Sambil mengayunkan kepala, menatap ke kiri dan ke kanan, Nuri berpesan kepada penerus kepemimpinan selanjutnya. Bahwa mereka adalah orang-orang terpilih yang akan melanjutkan estafet-estafet perubahan, estafet kepemimpinan di FDK. Baik itu ketua SEMA, DEMA, ketua Himpunan dan peserta-pesertanya.

Nuri terus melanjutkan kata-katanya disaat mahasiswa dalam ruangan dingin itu masih terpenuhi rasa takjub dan bangga. Dengan nada pelan penuh makna, Nuri memotivasi kepengurusan selanjutnya. Bahwa tangan mereka adalah untuk menjujung tingggi apa arti moral, etik, dan apa yang ingin mereka tingkatan di organisasi.

Namun, keheningan itu seketika pecah saat Nuri menuturkan tentang apa yang dialami saat kepemimpinannya.

“Saya berharap kepada Dekan, apa yang kurang dimasa sebelumnya, dapat menjadi pelajaran saya dan teman-teman yang lain untuk bisa jadi lebih baik lagi. Seperti contoh, cukup di masa kami saja amprahan dipotong,” tegasnya.

Ruangan pun dipenuhi teriakan dan tepuk tangan yang sangat meriah atas keberanian Nuri mengatakan perihal tersebut. Belum sempat tepukkan tangan itu terhenti, Nuri mengucapkan kata-kata penutupnya.

“Dan yang terakhir tidak lupa saya berterima kasih kepada rumah utama saya yaitu HMP Komunikaisi dan Penyiaran Islam. Bukan seberapa jauh kita berjalan tapi seberapa jauh kita bisa memastikan perjalan itu lebih baik kedepannya,” tutup mahasiswa panutan itu. []

Reporter: Julia Makhrami

Editor: Raudhatul Jannah