Nasir Djamil Sebut Cara Paling Baik Hadapi Masa Depan adalah Kreatif

Sumberpost.com | Banda Aceh – Sebenarnya cara yang paling baik dalam menghadapi masa itu adalah dengan Kreativitas, jadi hari ini yang yang paling penting itu adalah kreativitas.

Hal tersebut disampaikan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI M. Nasir Djamil saat menghadiri kegiatan Desember to Remember yang digelar oleh Komunitas film Trieng yang bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Prodi KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh, di Aula Museum kampus setempat, Selasa, (28/12/2021).

Dalam kegiatan tersebut Nasir Djamil menjelaskan bagaimana di era milenial saat ini kreativitas menjadi modal kehidupan yang penting dimiliki oleh manusia.

“Kreativitas menjadi sangat penting untuk modal kehidupan, contoh sederhananya saja ada di stasiun televisi, jika yang paling mahal bayarannya ialah tim kreativitas, yang mana mereka harus melakukan riset, penelitian untuk melahirkan hal-hal yang baru dan disukai masyarakat,” jelasnya.

Bukan hanya itu, Ia juga menjelaskan, jika 10 hingga 15 tahun yang akan datang, banyak pekerjaan yang akan hilang. Maksudnya disini, tenaga manusia harus digantikan oleh kemajuan teknologi seperti robot, dengan begitu banyak manusia yang akan kehilangan pekerjaan karena tergantikan oleh robot, tapi ada satu yang tidak hilang, yaitu kreativitas.

Kemudian, ia juga menggambarkan bagaimana cara kerja manusia di zaman milenial saat ini. Jika sebelumnya manusia bekerja atas nama inovasi, yang berarti melakukan perubahan terhadap sesuatu yang telah ada untuk diperbaharui dan dikembangkan tapi tidak meninggalkan yang lama.

Tapi saat ini, manusia bekerja melakukan perubahan dan pembaharuan, membuat banyak hal-hal baru sehingga yang lama menjadi kuno dan tidak bisa lagi digunakan. Sebegitu pentingnya kreativitas dan imajinasi dalam kehidupan saat ini.

Diakhir penuturannya, ia berpesan jika kedepan kita akan melewati bonus demografi, yaitu usia produktif lebih besar daripada proporsi usia bukan produktif.

“Kedepan kita akan melewati bonus demografi, yaitu dimana usia produktif kerja lebih besar daripada porsi usia bukan produktif kerja. Jadi yang harus kita pikirkan bersama ialah, bagaimana melewati bonus demografi yang hanya ada satu kali kesempatan tersebut mampu kita manfaatkan dengan baik. Serta memanfaatkan waktu yang ada dengan meningkatkan kreativitas, terus meningkat keimanan serta Akhlaqul Karimah,” tutupnya. []

Reporter : Uswatul Farida