Peluang Besar Anak Aceh Kuliah di Turki, Ini Tips dan Triknya

Sumberpost.com | Banda Aceh – Bagi mahasiswa S1 dapat melanjutkan program pascasarjana ke luar negeri adalah suatu impian. Dalam kuliah umum yang mengusung tema “Sharing dan Bimbingan Karir dari Aceh ke Turki” yang digelar oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan prodi Pendidikan Teknologi Informasi (FTK PTI) di ruang LPM lantai 2 gedung ITC Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Senin (27/6/2022).

Dalam acara tersebut menghadirkan dua pemateri penerima beasiswa Turki. Pemateri pertama secara tatap muka di ruang Kuliah umum Muhammad Ihsan, Candidate Sahabbatain Zaim University Research Engineer di Chaos Matic Turki dan pemateri kedua yang memaparkan materi secara online via zoom meet, Rizqan Kamil langsung dari Ankara Turki, merupakan Mahasiswa di Ankara Haci Bayramn Vell University, penerima beasiswa Turkiye Burslari YTB.

Rizqan Kamil mengatakan bahwa anak Aceh memiliki peluang besar untuk lolos, karena pemerintah Turki sendiri ingin menjaga hubungan diplomasi yang telah berlangsung lama antara Aceh dengan Turki sejak masa dinasti ottoman dahulu, selain itu Aceh dan Turki memiliki koneksi pada sektor sejarah dan wisata religi.

“Anak Aceh memiliki peluang besar untuk lolos, mengingat pemerintahan Turki yang ingin menjaga hubungan diplomasi antara Turki dan Aceh,” katanya.

Motivasi pertama Rizqan memilih Turki sebagai negara tujuan untuk melanjutkan studi master dikarenakan besarnya sejarah peradaban Islam disana, mulai dari sejarah dinasti ottoman hingga imperium bizantium.

“Sejarah peradaban Islam sangat besar di Turki, sehingga saya termotivasi untuk melanjutkan studi master disana,” katanya.

Tak lupa, Rizqan berbagi tips dan trik agar sukses berkarir di luar negeri, seperti niat dan tekad yang kuat, serta sering-seringlah riset terhadap beasiswa dan list negara impian.

“Jika ingin keluar negeri pastinya harus punya niat dan tekad yang kuat, dibarengi usaha dan doa serta support orang sekitar terutama orang tua, saya dulu ketika ingin kuliah di luar negeri sering melakukan riset terhadap beasiswa-beasiswa luar negeri saya juga sering membuat wish list negara mana yang ingin dituju,” jelasnya.

Di samping itu, Muhammad Ihsan, Candidate Sahabbatain Zaim University Research Engineer di Chaos Matic Turki mengungkapkn culture shock yang ia temukan di Turki sangat berbeda dengan di Aceh, Indonesia.

Culture shock terjadi karena faktor geografis dan iklim yang jauh berbeda, membuat Ihsan harus beradaptasi untuk bertahan hidup, dari segi makanan ada yang dapat diterima oleh lidah kita sebagai orang Indonesia.

“Shock culture itu pasti pernah, melihat iklim dan letak geografis yang berbeda jauh dengan Indonesia, mengharuskan kami untuk cepat beradaptasi agar dapat bertahan hidup. Namun ada juga beberapa budaya maupun makanan yang cocok dengan kita,” ungkapnya.

Intinya harus perkuat jaringan dengan bersilaturahmi dengan memperluas jaringan antar komunitas yang ada di Turki, memperhatikan makanan halal serta jangan lupa ibadah, karena di sana sudah terdapat akses ibadah.

“Yang terpenting ketika berada diluar negeri harus perkuat jaringan dengan bersilaturahmi antar komunitas, kemudian perhatikan makanan yang halal dan pastikan ada akses untuk beribadah,” pungkasnya. []

Reporter : Cut Ananda Rizkya (Mag)
Editor : Hasni Hanum